Penjualan Aset Pertamina Menurut Pandangan Saya

munivmotoblog – Penjualan Aset Pertamina demi 2019. Dalam dunia bisnis atau korporasi swasta sudah bukan hal yang tabu penjualan aset perusahaan demi meminimalisir potential lost.

Jadi kita dapat melihat laporan kwartal pertama untuk melihat potensi kwartal berikutnya sampai tutupnya tahun. Karena pada dasarnya perusahaan consumer goods hanya dapat menaikan harga produknya diawal tahun berikutnya. Hal ini biasa kami lakukan agar harga dipasar masih dapat terjangkau dikalangan end custommer. Apalagi bagi kami yang bergerak dibidang swasta kompetitor sangatlah banyak untuk produk dengan pasar yang sangat sesak. Penjualan aset biasanya harus memiliki dua unsur yang sangat fundamental. Pertama adalah unsur regenerasi/perbaikan ke skala yang lebih besar atau switching teknologi. Misal penjualan sebagian lahan/plant untuk dikelola bersama (yang dulunya tidak dapat terkelola denhan baik), kemudian yang kedua penjualan aset untuk menanggung beban biaya/subsidi sampai akhir tahun agar harga barang tetap stabil dan tidak mengalami kenaikan.

Namun apa yang terjadi di pertamina?

Pertamina yang merupakan korporasi besar plat merah dengan produk monopoli bahan bakar di Indoensia. Perusahaan yang sudah sangat profesional dalam pengelolaan minyak dan gas Indonesia. Namun sekarang keuangan pertamina berdarah darah, manajemen resiko yang sudah didepan mata pertamina kedepanya sangatlah berat untuk tidak melakukan dua hal ini. Pertama adalah mendapatkan dana/subsidi dari APBN di semester kedua tahun ini. Dan yang paling parah adalah penjualan aset. Jadi pertamina sekarang dihadapi oleh tiga persoalan besar yang sangat fundamental. Pertama adalah persoalan nilai tukar rupiah yang semakin hari semakin terpuruk diangka 14.500/usd, kemudian yang kedua harga minyak mentah dunia sudah mau menyentuh 80$/barrel, sedangkan pertamina tidak diperbolehkan menaikan harga jenis premium dan solar. Dan yang ketiga adalah persoalan politik, dimana tujuan utama persoalan pertamina poin kedua agar harga premium dan solar harus tetap sedang selisih harganya mau dibebankan dari mana. Disisi lain Presiden dan kementrian keuangan dua hari inj sedang bangga bangganya tidak mengajukan APBNP (perubahan) pada tahun ini. Namun disisi lain ada perusahaan plat merah yang secara hitung hitungan bisnis mulai agustus – desember akan menhalami defisit margin yang sangat luar biasa. Namun pemerintah kekeuh tidak mengambil opsi melakukan APBNP dan lebih memilih penjualan aset (share down).

Penjualan aset ? Iya pertamina memiliki beberapa blok yang akan ditawarkan ke pemilik modal besar (swasta). Blok blok kilang minyak ini yang nantinya akan dijadikan dana talangan agar pertamina dapat bernafas lebih lega untuk enam bulan kedepan. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat jangka pendek dan beresiko menggerus pendapatan pertamina jangka panjang. Misal saja satu blok mahakam dapat memproduksi minyak mentah 100.000 barrel/hari ketika 60% blok ini sudah dikuasai oleh swasta. Maka pertamina hanya akan mendapatkan 40.000 barrel/hari dan 60.000 harus membeli dari pihak swasta tersebut. Mengucurkan dana subsidi ke pertamina juga akan mencoreng muka pemerintah yang dari awal kepemimpinanya tahun 2014 bilang subsidi BBM harus ditiadakan karena tidak produktif. Sebuah surat edaran dari kementrian BUMN juga menjadikan beban bagi pertamina yang mewajibkan penjualan premium dan solar subsidi diratakan. Hal ini juga akan mempengaruhi perubahan nozzle nozzle, tangki pengangkutan dan sistem yang ada di SPBU2 seluruh indonesia, yang dulunya kebanyakn premium diganti pertalite sekarang diminta diganti ke premium kembali. Hal seperti ini tidaklah sangat bijak dilakukan dipemerintahan sekarang. Karena demi sebuah kestabilan politik mereka yang berkuasa saat ini mengorbankan BUMN yang jelas jelas punya kinerja sangat bagus.

Surat penjualan aset ini juga memiliki dampak yang kurang bagus dalam iklim investasi (share down) kedepanya. Surat ini sudah banyak diketahui oleh media dan masyarakat luas. Dan pastinya para pembeli aset ini juga memantaunya. Yang artinya kesan sakit ditubuh pertamina sudah melekat. Kekurangan sumber dana keuangan menjadi senjata mematikan buat pertamina, karena para investor pasti akan menjatuhkan harga asetnya ditingkat paling bawah. Wong situ butuh duit/dollar dalam jumlah banyak, berarti keuangan korporasi mendekati minus ko mau jual mahal (begitu kiranya).

Simalakama pertamina disatu sisi mereka harus menjaga kestabilan harga BBM yang dijualnya, kemudian disisi lain mereka sekarang dilepas selepas lepasnya oleh pemerintah demi mewujufkan ambisi kestabilan harga premium dan solar enam bulan kedepan. Dan pastinya demi 2019….

Ditulis oleh

Munif
Bergerak di bidang consumer goods

4 thoughts on “Penjualan Aset Pertamina Menurut Pandangan Saya

  1. Penjualan aset memang sudah biasa. Tapi kalau yang mau dijual adalah aset, yang “potensial memenuhi hajat hidup rakyat banyak” dan kerugian yang mau ditutupi pun adalah akibat miss manajemen yang sudah laten (mungkin sudah jadi coorporate culture BUMN satu ini), mestinya jadi INI PERSOALAN YANG TIDAK BIASA

    Like

    1. Padahal Pertamina bisa lbih punya nafas, andaikan utang subsidi Pemerintah yg 30an T dibayar…. Untuk jaga CITRA defisit APBN terlihat kecil, utang pemerintah tetap dibebankan ke Pertamina (gk masuk APBN). Modyar lah pertamina. Apalagi dolar naik terus.

      Like

  2. Campur tangan politik,
    Itu yg dari dulu
    bener2 menyebalkan pak..👿,
    Gak jelas arah kebijakan ya &
    orientasi kedepannya nih perusahaan itu sendiri untuk apa..???
    Dan didalam perusahaan sendiri
    banyak orang2 yg gak sesuai ma background & kapasitas kemampuanya..
    👿👿
    miris sekali😖😖

    Like

Leave a comment