Pencerahan Otomotif : Ketika Part Motor non Emboss dari Vendor, Tanda Quality Produk Satu Grade Dibawah Originalnya

P1010135

munivmotoblog – Sebenarnya bukan artikel pencerahan otomotif, namun hanya sekedar memberikan informasi yang bisa mimin share terkait dengan “Quality” sebuah part. Artikel ini muncul akibat dari banyaknya pengunjung warung yang bertanya, kenapa banyak part motornya yang tidak bermerek, melainkan hanya kode saja.

 

Baca juga :

Kita mulai bercerita dari skema alur proses aja ya gan, biar asal muasal kenapa spare part motor ada sebagian yang tidak beremboss (merek). Hal pertama yang perlu kita ketahui bahwa satu paket motor yang kita kendarai sehari – hari merupakan gabungan dari beberapa part. Mulai dari yang paling krusial silinder, seher, shock, ban, velg, speedometer dan lain sebagainya. Nah dalam proses pembuatanya pabrikan (Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki) tidak keseluruhan dikerjakan dipabriknya. Part – part seperti yang saya sebutkan diatas dikerjakan di perusahaan part lain yang sering kita sebut Vendor.

Vendor adalah perusahaan yang memproduksi part untuk support sebuah pabrik yang berotientasi end user. Pabrik motor merupakan rantai manufacture paling terakhir yang berhubungan langsung dengan pemakai (bukan company). Vendor biasanya akan membuat part yang disesuaikan dengan master plan dari perusahaan tersebut. Bahasa gampange vendor diibaratkan orang jualan martabak, mau pakai telor satu, dua atau tida tergantung dari pemesannya. Jadi kualitas martabak yang menentukan bukan penjualannya, akan tetapi konsumen sendiri.

Cummins_Engine_Spare_Parts

Baca juga :

Pembeli martabak adalah pabrikan motor seperti Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki serta merek – merek lainya. Biasanya ada dua pola pendekatan yang digunahkan. Pola pertama adalah quality oriented dan pola kedua adalah costing oriented. Pabrikan jepang secara general mayoritas pola pendekatannya adalah scosting orriented. Yang artinya proses pembuata spare part lebih dekat orientasi dengan harga. Makanya jangan herak ketika spare part motor jepang jauh lebih murah daripada motor eropa.

Kita mulai pecah yang berorientasi dengan costing… Vendor sudah memiliki nama dan reputasi tentang kualitas barangnya yang sangat bagus dipasaran, apabila disuruh membuat produk dengan grade quality dibawah standard mereka. Biasanya ada beberapa klausul yang tidak mewajibkan dibenamkanya emboss (merek dari vendor tersebut). Artinya hanya berupa kode tulisan sesuai project motornya, misal K45, 1PA dan lainya . Berikutnya hanya di emboss dengan nama pabrikan motornya. So…. dari sini sudah jelas kan gan pencerahanya.

Memang dalam sebuah company ada standard tertentu yang mengatur regulasi dari part yang akan dibuat untuk speda motor. Ada beberapa assembly, trial dan R&D yang tidak mudah. Biasanya data yang diambil pabrikan adalah bukan best quality, melainkan Quality yang cukup tidak mudah rusak dalam jangka 3 – 5 tahun., namun bukan yang terbaik. Karena tadi balik ke paragraf ke 4. Seluruh pabrikan jepang berorientasi pada costing. Namun jangan samakan mereka dengan produk cina yang jelas – jelas durabilynya ancur.

ohlins.png

So…. dari sini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa, beberapa part yang nempel di motor kita merupakan gabungan produk dari banyak vendor. Jika banyak dari yang nempel ko gak ada emboss dari vendor tersebut. Sampean bisa cek dan test sendiri, apakah kekuatan dan durability nya menyamai produk aselinya. Saya yakin ada sedikit penurunan kualitas. Motor sekarang life cycle hanya 2 tahun, maka jangan heran spare part baru satu tahun sudah pada minta jajan semua… Good night sobb.. Semoga sedikit mencerahkan.

Baca juga :

Contact :
Motorcycle Blog : http://www.munivmotoblog.com
Enternainment Blog : http://www.nendangbanget.net
Portal News Blog : http://www.indoportalnews.wordpress.com
Secondary Blog : http://www.sobatrodadua.wordpress.com
facebook : http://www.facebook.com/bionivike
Twitter : @munivikoko
Email : munivikoko@gmail.com
WatsApp : 085648273557
PIN : 33460EB

8 thoughts on “Pencerahan Otomotif : Ketika Part Motor non Emboss dari Vendor, Tanda Quality Produk Satu Grade Dibawah Originalnya

  1. Ada satu faktor kunci: “kepemilikan desain dan spesifikasi” (hak cipta desain)

    Siapa pemiliki hak cipta desain atas komponen tsb?
    Apakah vendor? Atau perakit kendaraan (pabrikan) ?

    Dalam banyak kasus manufakturing komponen otomotif di Indonesia, desain komponen itu milik si perakit kendaraan (H,Y,S, dkk), dan umumnya si pemilik desain nggak mau ada identitas vendor pembuat komponen di tubuh komponen tsb, ini bisa dilihat mulai dari technical drawing sebuah komponen, nggak ada ruang utk cantumkan hal tsb.

    Beberapa jenis komponen memang ada juga yg di-desain oleh vendor atas permintaan perakit kendaraan, disini ada proses “joint R&D” antara kedua belah pihak, dan tentunya akan muncul kesepakatan soal identitas pembuat komponen yg boleh muncul, lengkap dg segala klausul hukum yg mengikat bila terjadi hal2 yg tidak diharapkan.

    Istilah saya, ada vendor yg cuma sekedar “tukang jahit”, dan ada vendor yg selevel “konsultan R&D plus mass-pro”

    *** Cuma sekedar share pengalaman masa lalu saat masih jadi kuli di sebuah vendor komponen otomotif (roda dua dan roda empat), baik itu di vendor yg cuma sekedar “tukang jahit” hingga vendor dg sumber daya desainer yg jadi langganan konsultasi perakit kendaraan

    Like

Leave a comment