Setujukah Anda Saklar Lampu Jarak Jauh pada Motor atau Mobil Ditiadakan?

lampu jarak jauh motor bikin celaka

munivmotoblog – Artikel ini hanya terlintas di fikiran mimin sesaat sebelum jam setengah 5 sore ini. Kadang mimin berfikir seberapa sering orang menggunakan lampu jarak jauh di kendaraan motor miliknya? seberapa sering orang menggunakan lampu jarak jauh saat didalam kota? Kalau jawabanya tidak sering. Kenapa lampu ini dipasang di motor atau mobil, kalo aspek manfaat sama mudhorotnya lebih besar mudhorotnya.

Di belahan dunia lain sono banyak dari rider atau driver sangat mengelu ketika ia berpapasan dengan motor atau mobil yang menyalakan lampu jarak jauhnya. Bukan tanpa alasan, sinar yang di pantulkan sangat silau bakna tidak sedikit yang celaka karena berpapasan dengan rider/driver yang suka menyalakan lampu jarak jauhnya. Apakah mimin pernah ngalamin hal serupa? jawabanya sering sekali gans.. Hampir setiap riding mimin selalu menemui rider yang suka menyalakan high beam (lampu jarak jauhnya). Sumpah bagi mimin sendiri ini sangat menagganggu, apalagi lampu dengan sorot LED yang disetting terlalu keatas (bahasan kita bukan lampu LED atau bohlamp).

Baca Juga :

Nah terbesit dalam fikiran mimin di sore yang cerah ini, bagaimana kalo motor atau mobil yang beredar di Indonesia minus saklar lampu jarak jauh. Namun untuk pass beam masih diperlukan untuk menunjang kita saat akan menyalip kendaraan disamping kita. atau memberikan isyarat kita akan belok dll. Jadi kita sepakait dulu ya kalo pass beam tetep WAJIB ada.

Yamaha-MT-25-0066

Karena ketika kita bertanya sama pengendara motor atau mobil yang belum “teredukasi” maka dia akan selalu menggunakan lampu jarak jauh ketika sudah dijalan raya. Nah ini yang menjadi persoalan, banyak dari mereka yang tidak tau akan fungsi dari high beam yang tidak lain adalah untuk keluar kota (medan dengan tingkat kegelapan yang tinggi). Makanya ketika sampean berada di jalan perkotaan atau jalan poros provinsi banyak rider atau driver yang menggunakan high beam di malam hari. Efeknya min? pastilah pengendara yang ada didepanya menjadi silau dan bagi yang memiliki mata minus, ini bahkan akan menajdi petaka.

SILOGISMENYA
Apakah sudah cukup motor/mobil di Indonesia menggunakan lampu jarak dekat saja? Jika jawabnya sudah cukup, maka lebih baik untuk sakelar high beam dihilangkan diganti dengan tombol pass beam aja. Ini menurut saya akan sangat efektif dalam mengurangi kecelakaan di jalan yang disebabkan rider/driver hilang kendali penglihatan karena tersorot lampu jarak jauh dari depan.

Mungkin pemikiran saya ini aneh dan Out of the box, namun saya yakin banyak dari agan dan aganwati yang cakep dan cantik disini juga sepemikiran dengan saya mengenai sakelar lampu high beam yang ditiadakan. Alasanya simple, saat dikeramaian dan rider/driver gagal faham tentang lampu jarak dekat dan jauh maka ini menjadi petaka buat kita yang pas – pasan didepanya.

monetize

Demi akurasi dari pertanyaan “setujukan anda sakelar lampujarak jauh ditiadakan”? maka mimin disini akan membuka polling yang bertujuan menyamakan presepsi dari pentingnya sakelar lampu jarah jauh ditiadakan. Polling akan dibuka selama 5 hari dengan metoda yang sama. Yaitu single IP/email/akun single vote. Jadi bagi agan yang melakukan vote lebih dari satu kali, maka sistem dengan sendirinya tidak mengkalkulasi pilihan agan yang kedua dan seterusnya. Otreeee 😀

Baca juga artikel terkait lainya sob:

Contact :
Motorcycle Blog : http://www.munivmotoblog.com
Enternainment Blog : http://www.nendangbanget.net
Portal News Blog : http://www.indoportalnews.wordpress.com
Secondary Blog : http://www.sobatrodadua.wordpress.com
facebook : http://www.facebook.com/bionivike
Twitter : @munivikoko
Email : munivikoko@gmail.com
WatsApp : 085648273557
PIN : 33460EB

32 thoughts on “Setujukah Anda Saklar Lampu Jarak Jauh pada Motor atau Mobil Ditiadakan?

  1. saya gak setuju lek..
    kebanyakan kasusnya disebabkan oleh penerapan sistem AHO. Lampu utama jarak dekatnya lebih cepat putus alhasil, bukannya mengganti bohlam tapi, untuk berkendara malam para pengendara hanya mengandalkan lampu utama jarak jauh. jadilah perang lampu tembak tiap malam.. :mrgreen:

    Liked by 1 person

  2. kalo sampean tgl dikota mungkin gak perlu, apalagi berkendara gak larut malam.. kl dipinggiran kota ato pedesaan yang minim penerangan jalan lampu jarak jauh dibutuhkan.. karena orang naek sepeda ontel maupun motor yang lampu belakang mati akan membuat anda terkejut.. jarak pandang lampu pendek sekitar 15 meter.. kalo kecepatan 60km perjam untuk menghindari orang dalam 15 meter gak cukup waktu 2 detik.. apalagi gak da penerangan jalan..

    Like

    1. iya kang beda peruntukan dan beda habitat. Namun kalo di desa saya gak akan berani jalan diatas 60 km/jam karena selain jalanya gak begitu jelek. Masih banyak hewan yang berkeliaran di kanan dan kiri jalan. So… lampu dekat kayaknya masih layak. Kecuali desanya jalanya udah mulus (biasanya lampu jalan jug audah ada). CMIIW IMHO

      Like

    2. Dunia bukan cuma kota besar saja, begitu juga Indonesia bukan cuma Jakarta, Surabaya, Medan dan kota besar lainnya hehe.. kalau dihilangkan berapa lama pengendara harus menahan saklar pass beam? Sepanjang perjalanan? kalau cuma 2km mungkin bisa, kalau belasan km? 😀

      Idenya sih masuk akal, tapi pembuatan saklar lampu lampu seperti sein, lampu dekat/ jauh itu sifatnya international.. alias mengacu ke peraturan lalu lintas universal international.. saklar pass beam di motor boleh gada, di mobil? Keknya sejak era mobil modern tahun 50 an ke atas sudah ada semua..

      Like

      1. sebenarnya gampang, seberapa sering pengemudi yang knowledge nya sudah maju menyalakan lampu high beam? Saya yakin walaupun jelan di hutan atau jalan sepi lampu dekat masih cuku. Sesekali ngedim masih oke lah.. kalo di mobil ane sepakat harus ada. Namun banyak dari kita yang merasa risih jika ada pengguna kendaraan yang tidak mengetahui peruntukan high beam (digunakan suka suka dia mah). hehehe 😀

        Like

      2. Justru yg kerap menyalahgunakan tu mobil om. Saya sering dilintasan kadungora – garut, malem2, ketemu mobil mau makan jalan, pasang lampu jauh, jarak deket lagi. Itu malah murni niat nyelakain. Masih lebih beradab budiman dan teman2.

        Like

  3. Sangat tidak setuju.
    Lebih baik pengendara diberi hak gebukin pengendara lain yg semena2 dgn lampu jauh. Apalgi kl mau makan jalan trus nembak lampu jauh ke muka, jarak deket lagi. Maksudnya apa? Biar pengendara yg didepan masuk ke jurang?

    Lampu jauh masih lebih banyak manfaat daripada mudaratnya. Misal kl jalan2 ke cirebon / garut/ tasik yg jalur lintasnya belokan smua tanpa lampu jalan. Kanan kiri jurang, salah goyang nyawa melayang. Dgn lampu jauh sangat bantu memahami kondisi jalan.

    Lagian yg kampungan tu biasanya warga kota besar kayak Jakarta. Masa di jalan tol yg cuma lurus pakek lampu jauh?

    Like

  4. BIG NO! gini gan kalau menurut ane lampu jauh tetep harus ada, kenapa? di daerah pinggiran kayak tempat ane tinggal jalanannya kalau malam gelap gulita cuy, kalau malem kadang ada orang yg nyeberang sembarangan/motuba yang lampunya udah gak berfungsi, lampu jauh berguna buat mengantisipasi kita nyeruduk orang-orang macem itu

    TAPI, pihak yg berwajib musti mengedukasi masyarakat biar gak gunain lampu jauh pas berpapasan dengan pengendara lain
    ane juga KZL cuy kalau berpapasan dengan orang yg pakai lampu jauh, apa lagi malah sengaja ngidupin lampu jauh pas berpapasan, jalan malah jadi gak keliatan cuy, pandangan jadi kuning semua, kakau LED ya putih semua

    Like

  5. Lampu jauh dihilangkan? Belum perlu kayaknya. Kalo dikota ya oke, tapi kalo di pinggiran atau pedalaman sangat membantu. Coba deh berkendara malam hari di pegunungan yg kanan atau kiri jurang, jalan kelak-kelok naik turun, kalo cuma pake lampu dekat gak begitu jelas. Belum lagi kalo ada hewan liar, orang nyebrang, sepeda, tumpukan tanah bekas longsor, dll. Mungkin yg salah bukan lampu jauhnya, tp pemakainya. Jadi solusinya bukan dengan menghilangkan lampu jauh, tapi edukasi ke masyarakat tentang kegunaan lampu jauh. Saya vote tidak setuju. Imho cmiiw

    Like

  6. Ndak setuju, Masbro
    Beberapa spot di ibukota (Ibukota,lho…bukan daerah), masih banyak penerangan jalan yg minim . Begitu pun di daerah suburb Bodetabek, pembangunan infrastrukur jalan/jalan raya tidak dibarengi dengan fasilitas penerangan jalan yg memadai.
    Sebagai contoh, akses jalan bebas hambatan non-tol di daerah Cimanggis, kalau sudah malam, wuih gilaa…super gelap! Padahal jalannya lapang, dan banyak persimpangannya. Saya yang sekarang sering menggunakan akses tersebut, mau tidak mau menggunakan lampu jauh, karena penerangan jalan tidak ada sama sekali. Mau menggunakan patokan mobil lain, tidak bisa, karena sepi sekali.

    Boleh check beberapa komen diatas, yang salah di Indonesia ini adalah edukasinya, bukan menyalahkan alatnya.
    – Boleh naik mobil/motor, dibawah umur?
    – Tanpa SIM/umur belum cukup nembak SIM?
    – Minim pengetahuan mengenai fitur kendaraan sebenarnya ?
    – Perilaku radikal “salah sendirian = ganyang. Tapi salah berame2 / berjamaah = halal” siapa yg ngajarin?
    – Perilaku aji mumpung?

    Sesederhana contohnya, berapa banyak yang disini ketika hujan deras atau masuk terowongan, malah nyalain lampu hazard?
    Padahal perilaku ini salah besar dan berbahaya…
    Yang benar adalah menyalakan lampu senja, foglamp atau sekalian lampu utama, ketika hujan deras dan masuk terowongan. Menyalakan hazard itu membingungkan user lain. Gak bisa pindah lane/jalur kan? mau pakai apa coba, karena fungsi lampu sign “dianulir” karena kita menyalakan hazard…
    Intinya, EDUKASI !
    Wong orang2 kita banyakan itu taunya, beli motor mobil, langsung modif mrotol2i part sakpenak’e dewe…ndak peduli safety atau tidak…gaswat lah pokoknya

    Soal AHO, saya rasa ATPM harusnya bs lebih tanggap. Salah satu fungsi AHO, adalah sebagai pemberi informasi pengendara lain didepan kita, akan keberadaan posisi kita di spion. Sejatinya, lampu utama (dulu) menjadi tumpuan fungsi ini (oh, ada kendaraan lain dibelakang kita, tuh lampunya).
    Sekarang? kenapa tidak memanfaatkan technology LED? DRL/Daytime Running Light, terbukti sudah jamak dan punya nilai visibilitas tinggi di spion…tanpa mengorbankan umur bohlam utama, ATPM bisa memulai menyematkan LED di lampu senja atau DRL terpisah, ketika kendaraan kita menyala…itu sudah lebih dari cukup, untuk memberikan informasi di spion kendaraan didepan kita.

    Like

  7. […] Pengendara motor gagal paham penggunaan lampu jarak jauh untuk malam hari, sehingga di komplain ke Suara Rakyat = Bisa jadi iya bisa jadi tidak, namun kemungkinannya sangat kecil mengingat ada tambahan lampu waran putih. Jadi jika pengendara gagal paham kemungkinan lampu kuning pun juga kena complain juga. Sampai pada waktu tertentu saya sempat memiliki pemikiran jika saklar hi beam ditiadakan  […]

    Like

Leave a comment